Blog Guru SMA Santa Ursula Jakarta

Rabu, Februari 13, 2008

R O D A

Suatu ketika, ada sebuah roda yang kehilangan salah satu
jari-jarinya. Ia tampak sedih.
Hal ini terjadi saat ia melaju terlalu kencang ketika melintasi hutan.
Karena terburu-buru, ia melupakan, ada satu jari-jari yang jatuh
dan terlepas. Kini sang roda pun bingung.
Kemana kah hendak di cari satu bagian tubuhnya itu?

Sang roda pun berbalik arah.
Ia kembali menyusuri jejak-jejak yang pernah di tinggalkannya.
Perlahan, di tapakinya jalan-jalan itu.
Satu demi satu di perhatikannya dengan seksama.

Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang.
Dihampirinya kembali bunga-bunga di tengah padang.
Dikunjunginya kembali semut dan serangga kecil di jalanan.
Dan dilewatinya lagi semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam.

Hei....semuanya tampak lain.
Ya, sewaktu sang roda melintasi jalan itu dengan laju yang kencang,
semua hal tadi cuma berbentuk titik-titik kecil.
Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa.
Namun kini, semuanya tampak Lebih indah.

Rerumputan dan ilalang, tampak menyapanya dengan ramah.
Mereka kini tak lagi hanya berupa batang-batang yang kaku.
Mereka tampak tersenyum, melambai tenang dan menyampaikan salam.
Ujung-ujung rumput itu, bergesek dengan lembut di sisi sang roda.
Sang roda pun tersenyum dan melanjutkan pencariannya.

Bunga-bunga pun tampak lebih indah.
Harum dan semerbaknya, lebih terasa menyegarkan.
Kuntum-kuntum yang baru terbuka, menampilkan wajah yang cerah.
Kelopak-kelopak yang tumbuh, menari, seakan bersorak pada sang roda.
Sang roda tertegun dan berhenti sebentar.
Sang bunga pun merunduk, memberikan salam hormat.

Kini, semut dan serangga kecil itu, mulai berbaris, dan memberikan
salam yang paling semarak.
Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah.
Sayap-sayap itu bergetar, seakan ada ribuan genderang yang di tabuh.
Mereka saling menyapa.

Begitu pula batu dan kerikil pualam.
Kilau yang hadir, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang tergesa2.
Lebih indah, dan setiap sisi batu itu memancarkan kemilau yang teduh.
Tak ada lagi sisi dan ujung yang tajam dari batu.

Setelah lama berjalan, akhirnya, ditemukannya jari-jari yang hilang.
Sang roda pun senang. Dan ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan
berjalan terlalu kencang dalam melakukan tugasnya.

******
Kawan..., begitulah hidup.
Kita, seringkali berlaku seperti roda-roda yang berjalan terlalu kencang.

Kita sering melupakan, ada saat-saat indah,
yang terlewat di setiap kesempatan.
Ada banyak hal-hal kecil, yang sebetulnya menyenangkan,
namun kita lewatkan karena terburu-buru dan tergesa-gesa.

Hati kita, kadang terlalu penuh dengan target-target,
yang membuat kita hidup dalam kebimbangan dan ketergesaan.
Langkah-langkah kita, kadang selalu dalam keadaan panik, dan lupa,
bahwa di sekitar kita banyak sekali hikmah yang perlu di tekuni.

Teman, coba, susuri kembali jalan-jalan kita.
Cermati, amati, dan perhatikan setiap hal yang pernah kita lewati.
Runut kembali perjalanan kita.

Adakah kebahagiaan yang terlupakan?
Adakah keindahan yang tersembunyi dan alpa kita nikmati?
Kenanglah ingatan-ingatan lalu.
Susuri dengan perlahan.
Temukan keindahan itu saat masih bersama Orang tua dan
Keluarga tercinta !!

"Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki,
tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai"

kiriman:
I. Patty

1 komentar:

Pujangga Edan mengatakan...

Wah, Ibu Patty dalem juga kata2nya.. He3, JCLU ^-^v